Thursday, June 18, 2009

"LU SEMUA HARUS BISA MENGHARGAI HIDUP LU…!!!!!!!!!”"


Kenapa gue ngasih judul “LU SEMUA HARUS BISA MENGHARGAI HIDUPLU…!!!!!!!!!”, karena dalam lika liku kehidupan gue, gue baru pertama kali ngerasain kalo nyawa hidup gue udah diujung tanduk (ini beneran, bahasanya gak didramatisir loh).

Ceritanya …

Gue lupa tepatnya tanggal berapa, yah sekitar awal bulan Juli 2008. Gue ada tugas kantor untuk nge-appraise kabupaten Flores Timur. Tuh kabupaten letaknya di pulau Flores bagian Timur dengan Ibukota Kabupaten Larantuka, rute kesana bisa dibilang menghabiskan 1 harian penuh di perjalanan (padahal udah naik pesawat loh). Dari take off di Cengkareng, transit di Bali, lalu Sumba Timur, trus landing di Maumere. Dari Maumere ke Larantuka, membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam perjalanan. Dari Jakarta jam 4 pagi, kami sampai di Larantuka jam 6 sore.

Gue akuin untuk yang namanya pemandangan, sangat sangat indah banget. Dari beberapa daerah yang pernah gue kunjungi, Flores Timur lah, yang indah. Mungkin banyak yang berfikir kalo daerah Flores Timur, adalah daerah yang panas dan gersang. Padahal kenyataan tidak, malahan ada di beberapa kecamatan, hawa nya cukup sejuk sekali, karena di apit gunung.

Ngomongin tentang kecamatan nih, gue pernah ikut survey ke kecamatan Tanjung Bunga (Kab. Flores Timur), disitu ada 3 Desa yang untuk mencapai kesana tidak bisa dilalui jalan darat, satu2 akses menuju ke 3 Desa itu hanya melalui jalan laut dan disini pengalaman hidup gue yang amat bernilai.

Waktu itu kami berempat berangkat dari Larantuka menuju pelabuhan unTuk pergi ke 3 Desa itu sekitar jam 5 pagi. Kami tiba di pelabuhan kecil itu sekitar pukul 7 pagi, karena sebelumnya kami menjemput salah satu orang kecamatan sebagai penunjuk lokasi. Setelah itu kami naik sebuah kapal nelayan kecil. Awal perjalanan gue sangat menikmati naik perahu nelayan, trus kecipratan air asin (air laut), merasakan goyangan ombak laut yang agak sedikit kencang, melihat terumbu2 karang, bisa ngerekam2 gambar, pokoknya kerena abis. Lalu tibalah kami berempat di salah satu desa yang letaknya nun jauh diatas bukit, itupun setelah kami merapat ke tepi pantai, kami butuh perjalanan kurang lebih 2 jam dengan berjalan kaki untuk sampai ke desa tersebut.

Setelah mensurvey beberapa lokasi, kurang lebih pukul 2 siang kami berniat untuk balik ke Larantuka (tempat beradanya mess). Karena siang biasanya air laut pasang, kami tetap nekat untuk pulang ke mess.

Awalnya naik perahu (perahunya gak gede loh, tuh perahu cuma muat paling banyak 5 orang) gak begitu berasa akan mengerikan, tetapi… dipertengahan perjalanan, gue ngerasa MULES banget (bukannya MULES sakit perut loh, tapi ini MULES karena perjalanannya serem banget), ombaknya tinggi2 banget, perahu yang gue naikin itu terombang ambing, serasa tuh perahu pengen terbalik. Diatas perahu itu, gue cuma bisa baca do’a semampu gue, harapan satu2nya gue untuk hidup adalah dari pertolongan ALLAH. Bener2 amat sangat mengerikan. Mana ada kejadian mesin motor perahu itu mati, bayangin aja, hempasan ombaknya kan malah makin gede, makin berasa bener2 pengen kebalik kapalnya, gue cuma bisa teriak2 aja sama yang bawa kapal, kalo keadaan itu baik2 aja. Mana mending kalo cuma 15 – 30 menit ngerasain itu, gue ngerasain terguncang2 diatas perahu dan berasa kalo udah ada malaikat yang mau mencabut nyawa gue itu sekitar 2 jam. Gila yah…

Tapi Alhamdulillah, gue selamat sampai ditujuan. Setelah menepi di pelabuhan, gue sempet nanya sama yang bawa kapal “ombak yang kayak tadi itu gede gak pak?”, eh… di jawab “itu gak seberapa bu, masih kalah gede ombak di laut Bali – Lombok”. Hah? Gue cuma bisa tercengang…

Setiba di mess, gue cuma bisa berkata 1 kalimat ke temen2 gue yaitu “LU SEMUA HARUS BISA MENGHARGAI HIDUP LU…!!!!!!!!!”

PS : Waktu itu gue pergi dengan 2 orang temen gue yang ada di facebook juga (Sutrisno Galiz dan Hendri Prabowo)